Irashaimasen Ojyaku-sama............. Wild Pokemon in Route 67............. Get Chance and Luck............. Carbon Body, Carbon Heart Inside............. Eat More Banana............. blizzard storm in route 113

Senin, Oktober 22, 2012

Doa Yang Selalu Terkabul : “Ketimun Budi”



    
     Para pembaca Doa Yang Selalu Terkabul Series, mungkin para pembaca sekalian tidak begitu mengerti dengan cara berpikir dan maksud dari cerita “Aisyah dan Malaikat Suara”. Jadi saya disini mencoba menjelaskan dengan cerita yang lebih ringan. Semoga para pembaca sekalian menangkap maksud dari cerita ini.
     Budi bukanlah seorang yang kaya. Dia hanya seorang anak petani ketimun yang miskin. Tapi Budi dianugerahi sebuah kemampuan yang tidak biasa, yang hanya sedikit orang di dunia ini miliki. Yaitu doa yang selalu dikabulkan.

Doa Yang selalu Terkabul : “Aisyah dan Malaikat Suara.”



Dikisahkan pada suatu hari, hiduplah seorang wanita bernama Aisyah. Dia begitu percaya bahwa dia adalah salah seorang dari sekian banyak orang yang selalu diijabah doanya oleh Allah SWT.
     Hari itu Aisyah di’tembak’ oleh seorang lelaki. Dan sesampainya rumah, Aisyah pun berdoa:
     “Ya Allah, ijabahlah setiap doa hamba-Mu ini, hamba mohon… Semoga hamba bisa tahu apa yang sedang dilakukan lelaki itu sekarang.”

Jumat, Oktober 19, 2012

Ceritaku Aku Pikiranku dan Dia




Sudah setengah tahun lamanya aku bersekolah di SMA ini, tidak banyak yang berubah semenjak itu. Ruangan kelas dengan 2 papan tulis gantung, lantai yang sudah usang, beratap tembok dan jendela dengan ventilasi dimana-mana. Yah, cukup nyaman untuk belajar. Ditambah teman-teman bermainku, rasanya kelas ini bagaikan rumah keduaku.
                Hidupku normal seperti siswa kebanyakan. Namaku Arman, duduk di kelas X-d. Temanku banyak, tapi aku punya teman-teman terbaik. Ada Ian, Dedi, dan 1 orang perempuan, namanya Ina. Aku dan Ian kami bertetangga, sedangkan Dedi dan Ina, mereka orang baru di kehidupanku. Kami selalu berempat, kemana-mana selalu bersama, kurang lebih dalam 6 bulan ini.
                Selepas sekolah biasanya kami berkumpul di rumah Ina. Sekedar makan siang atupun belajar bersama, sudah jadi kebiasaan setiap harinya. Ian dan Dedi selalu bermain gitar di rumah Ina. Aku tidak seperti mereka para musisi sejati, dulu waktu hanya ada aku dan Ian, kami sering bermain musik bersama, Ian dengan alunan gitarnya dan aku membantunya dengan menyanyi. Dedi juga memliki hobi yang sama dengan Ian, gitar. Dan Ina, dia mungkin hanya pelengkap di dalam perkumpulan ini, tapi dia selalu mempersilahkan kami untuk masuk ke dalam rumahnya.