Dikisahkan pada suatu hari,
hiduplah seorang wanita bernama Aisyah. Dia begitu percaya bahwa dia adalah
salah seorang dari sekian banyak orang yang selalu diijabah doanya oleh Allah
SWT.
Hari itu Aisyah di’tembak’
oleh seorang lelaki. Dan sesampainya rumah, Aisyah pun berdoa:
“Ya Allah, ijabahlah
setiap doa hamba-Mu ini, hamba mohon… Semoga hamba bisa tahu apa yang sedang
dilakukan lelaki itu sekarang.”
Allah pun mengijabah
doa Aisyah.
Jam menunjukan pukul
12 malam, dan atas izin Allah SWT, ruh dari dalam tubuh Aisyah ditarik keluar
dan dibawa ke sebuah kontrakan.
Aisyah berkata:
“Mungkin di sini
lelaki itu tinggal, tapi bagaimana saya bisa masuk, pintunya dikunci.”
Lalu Aisyah kembali
berdoa:
“Ya Allah, berilah
kemudahan pada hamba-Mu ini.”
Dan seketika itu juga,
atas izin Allah, dibuat ruh Aisyah menjadi tembus ruang dan pandang. Ruhnya
sekarang dapat menembus benda padat dan menjadi transparan.
Lalu Aisyah pun masuk
ke dalam kontrakan tersebut. Didapatinya sesosok lelaki yang tengah terbaring
di atas pembaringannya. Dan itulah lelaki yang dicari oleh Aisyah.
Aisyah berkata:
“oh, jadi di sini dia
tinggal.” Sambil berkeliling melihat-lihat seisi kontrakan yang lebih pas bila
disebut kamar tersebut.
Pandangannya terpaku
pada 2 buah bingkai yang terpajang di atas meja belajar. Dan Aisyah begitu
terkejut melihat foto yang terpajang di dalamnya. Foto itu adalah foto Aisyah
sendiri. Dan di bingkai yang satunya lagi terdapat foto wanita lain, wanita
yang tidak kalah cantiknya.
Aisyah pun penasaran,
siapa wanita yang ada di bingkai tersebut.
Aisyah kembali berdoa:
“Ya Allah, tunjukan
hamba rahasia ini.”
Lalu tak lama
setelahnya, masuklah sesosok ruh yang mirip dengan wanita yang ada di foto yang
satunya.
Aisyah terkejut,
seraya bertanya:
“Assalamu’alaikum,
afwan akhi, boleh saya tahu siapa anti?”
Namun wanita itu tidak
berkata sepatah kata pun, malah bersikap acuh. Dan hanya terpaku melihaht
sesosok lelaki yang terbaring disana.
Aisyahpun mengerti,
bahwa ruhnya dan ruh wanita itu seharusnya tidak bisa saling berinteraksi,
namun atas izin Allah SWT, ruh Aisya dapat melihat ruh yang lain.
Tersentak kedua wanita
itu mendengar suara lelaki yang sedang tertidur tersebut:
“Ais, Aisyah…”
Muka Aisyah memerah.
Sedang muka wanita
yang satunya menjadi mengkerut dan bingung.
Aisyah berfikir:
“Sepertinya dia hanya
mengigau.”
Sekektika itu pula,
mata lelaki itu terbuka.
Seperti terkejut,
lelaki itu bangun dan terduduk dari pembaringannya seraya berkata:
“Astaghfirullah… Apa
yang baru saya katakan, jikalau terdengar tetangga, dapat menimbulkan fitnah
nantinya.”
Aisyah menjadi kagum
dengan lelaki yang ‘menembak’nya itu.
Lelaki itupun berdiri
dan berjalan menuju kamar mandi. Ia berwudhu. Lalu shalat.
Bertambah rasa kagum
Aisyah.
Setelah lelaki itu
menyelesaikan shalatnya, lelaki itu bermunajat kepada Allah:
Aisyah mendengarkan
dengan seksama.
“Ya Allah, tunjukan
hamba jalan yang benar Ya Allah, berilah hamba kemudahan Ya Allah, berikan
hamba yang terbaik atas kehendak-Mu, Ya Allah…”
Setelah itu lelaki itu
pun terdiam.
Aisyah memandang raut
muka leleaki itu dalam-dalam. Sepertinya dia masih berdoa, pikirnya. Hanya
saja, dia hanya berbicara dalam hati.
Aisyah begitu
penasaran doa apa yang lelaki tersebut panjatkan dipikirannya sampai tak
mengeluarkan suara, apakah dia sangat-sangat takut jikalau doa tersebut
terdengar oleh orang lain? Aisyah begitu amat penasaran, dan dia pun berdoa:
“Ya Allah, izinkan
hamba-Mu ini mengetahuinya ya Allah.”
Kuping Aisyah
tiba-tiba saja terasa sejuk. Didapatinya suara yang sangat indah melantunkan
doa dengan sangat syahdu.
“Suara ini, mungkinkah
ini suara lelaki ini? Tidak ini bukan suaranya, ini, suara yang ada di dalam
pikirannya.”
Para pembaca sekalian,
pernahkah anda membaca komik seperti doraemon atau shinchan? Ya benar, suara
yang didengarkan Aisyah sekarang adalah suara yang ada di dalam pikiran setiap
manusia, bisa suara siapa saja. Contohnya saat kita membaca kata-kata yang
diucapkan doraemon di komik, bila kita cukup fokus dalam membacanya maka suara
doraemon lah yang keluar, betul?
Lelaki itu terus
berdoa meminta kemudahan dalam memilih pasangan, dia ber-curhat dengan Allah tentang bagaimana cantiknya wajah kedua mahluk
ciptaan-Nya tersebut. Lelaki itu memuji dan memuji dan memuji sampai membuat
muka kedua wanita itu memerah.
“kenapa dia juga bisa
dengar, ya?” Aisyah baru tersadar akan satu hal yang penting.
“sepertinya setiap
saat aku meminta, dia selalu mendapat apa yang aku pinta juga. Tak apalah.
Setidaknya aku masih selangkah didepannya, aku bisa melihatnya, dia kan tidak.”
Pikiran lelaki itu
terus tanpa henti berbicara, lalu seketika terdiam. Pikiranya tidak berbicara
lagi, bukan, Lelaki ini yang tidak berpikir lagi.
“dia kelihatannya
begitu tenang dan damai. Ya Allah tunjukkan hamba-Mu ini jalan yang terbaik.”
Tiba-tiba kuping
Aisyah kembali mendengar suara, suara yang begitu lembut. Sangat amat lembut,
lebih dari yang didengarkannya di pikiran lelaki tersebut tadi. Ini suara
hatinya.
Hampir tidak percaya
rasanya mendengar suara ini benar-benar ada di dunia ini. Dan ketika Aisyah
mencoba mendengarkan dengan seksama bait demi bait yang terkandung di dalam
suara itu, subahanallah, indah sekali
tak bisa terlukiskan betapa indah artinya. Suara itu memuji lebih dalam tentang
mereka berdua, dengan gaya bahasa yang tak pernah didengar manusia manapun di
dunia ini. Aisyah tercengang, terpana mendengarnya. Perempuan di sebelah Aisyah
terjatuh dan terduduk. Sepertinya kakinya tidak kuasa lagi menopang tubuhnya.
Dia kelihatan amat lemah, mukanya merah padam dan air matanya terus mengalir.
Aisyah melihatnya dengan sangat pengertian. Dia tahu apa yang dirasakan wanita
itu sekarang, karena dia juga ternyata berada pada posisi yang sama dengan
wanita itu.
Wanita ini lalu
berdiri dan berlari keluar, Aisyah masih terpana dengan suara yang terus
mengalir di telinganya.
“Lelaki ini terlihat
sangat damai, wajahnya begitu selaras dengan hatinya.” Kata Aisyah.
Aisyah benar-benar
jatuh hati sekarang. Dia benar-benar berhadapan dengan seorang malaikat.
Malaikat hatinya.
Mereka berdua lalu
dikejutkan dengan suara handphone yang bordering pelan. Lelaki itu segera
mengambilnya, lalu mukanya terlihat amat terkejut.
“Assalamu’alaikum,
Aminah? Ini benar Aminah?” kata lelaki tersebut.
Aisyah bingung, siapa
itu Aminah? Kenapa dia menelpon malam-malam begini.
Dari dalam handpone
terdengar suara perempuan yang terisak-isak, sepertinya dia menangis. Dengan
terus terisak dengan suara yang berat wanita itu berkata:
“Mas Wahyu, Aminah
siap mas, hiks hiks, Aminah yakin mas Wahyu adalah orangnya, Aminah tahu mas.”
Katanya dan lalu terisak-isak kembali.
“Apa ini, apa yang
terjadi?” Aisyah kelihatannya amat terkejut dan marah.
“Alhamdulillah, Allah
telah menjawab doa kita ya, Aminah. InsyaAllah besok, mas akan dating melamar.
Tapi, apa kamu yakin, meningat sudah sete… ”lalu suaranya samar-samar meredup,
Aisyah tidak bisa lagi mendengarkan.
Aisyah ditarik keluar
dan berada di tempat semula, di rumahnya. Dia berteriak dan langsung tersungkur
ke tanah. Hatinya telah hancur berkeping-keping. Lelaki yang baru dikenalnya
dan sudah terlanjur dicintainya sekarang hanyalah angan-angan mimpi yang tak
akan terwujud.
“Wanita itu, dia pasti
Aminah. Pasti, pasti, pasti,,,,”
Memiliki kelebihan doa
yang selalu terkabul bukan berati semua akan berjalan seperti yang kita
inginkan. Bahkan seekor Lebah saja, mendatangi bunga, hanya untuk mengambil
madu…
The End
Tidak ada komentar:
Posting Komentar