Para pembaca Doa Yang Selalu Terkabul Series, mungkin para pembaca sekalian
tidak begitu mengerti dengan cara berpikir dan maksud dari cerita “Aisyah dan Malaikat Suara”. Jadi saya
disini mencoba menjelaskan dengan cerita yang lebih ringan. Semoga para pembaca
sekalian menangkap maksud dari cerita ini.
Budi bukanlah seorang yang kaya. Dia hanya
seorang anak petani ketimun yang miskin. Tapi Budi dianugerahi sebuah kemampuan
yang tidak biasa, yang hanya sedikit orang di dunia ini miliki. Yaitu doa yang
selalu dikabulkan.
Budi bersekolah di SD yang cukup jauh dari
rumahnya. Semua berjalan seperti kehidupan sorang anak petani biasa, hingga
suatu saat.
SD tempat Budi bersekolah mengadakan
jalan-jalan sebagai tanda syukuran atas prestasi sekolah yang naik. Semua murid
akan dibawa menginap di hutan atau yang biasa disebut camping. Tapi tempat
campingnya benar-benar elite, karena disana tidak perlu takut kehabisan
makanan. Yang penting bawa uang yang cukup.
Semua murid diwajibkan untuk membawa uang
untuk keperluan makan, lalu Budi…
Hari saat Budi berangkat, orang tuanya
tidak memberikannya bekal uang sepeser pun. Budi hanya diberikan sekarung
ketimun.
“nak, bapak belum dapat uang. Bawa saja
ketimun ini, ini ketimun yang sama seperti yang kita makan sehari-hari, jadi
tidak masalah, kan?”
Budi sebenarnya sangat kesal, dia
sebenarnya tahu maksud Ayahnya. Ayahnya sebenarnya menyuruhnya untuk menukar
ketimun-ketimun ini dengan makanan disana.
Memangnya ada yang mau menukar makanan
dengan ketimun, katanya dalam hati. Dia tidak sampai hati mengeluarkan
kata-kata itu, karena dia juga hidup pada posisi yang sama dengan orang tuanya.
Budi pasrah dan hanya berdoa :
“Ya Allah, semoga semua orang senang dengan
ketimun-ketimun yang saya bawa ini. Semoga ini menjadi penolong buat saya
disana.”
Budi berangkat, begitu juga dengan semua
rombongan kelasnya. Mereka naik minibus dan melewati banyak jalan yang cukup
berbahaya, sampai akhirnya…
Budi terbangun, kepalanya berdarah, teman-teman
yang lain masih ada yang belum sadarkan diri. Budi menatap langit, langit
sepertinya makin tinggi, makin jauh, jauuuuh sekali.
1 minibus terjun kedalam jurang di sekitar
tebing-tebing di tengah hutan. Sang Supir sepertinya sudah meninggal tepat sebelum
minibus ini terjun, dia Over Dosis minuman
penambah energi.
Mereka semua bingung, tidak bisa mencari
jalan keluar ataupun meminta bantuan. Maereka juga tidak punya makanan, hanya
uang. Satu-satunya cadangan makanan yang mereka punya hanyalah sekarung ketimun
milik Budi.
Mereka
semua meminta dengan memelas agar diberikan ketimun. Budi merasa biasa saja,
dia bahkan senang bahwa semua orang disini menghargai dan menyukai
ketimun-ketimun dari kebunnya. Budi dianggap sebagai pahlawan oleh orang-orang
disekitarnya sekarang. Doanya terkabul…
The End
Tapi mereka semua meninggal dihari
ke-16 ditempat itu.
nah gini dong, jadi ngerti ceritanya
BalasHapuswah bagus juga ni gan, recommend deh hehe